Canting adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat sebuah batik. Tanpa alat ini, membuat batik tulis menjadi sangat mustahil. Namun
untuk jenis batik lainnya, misalkan batik cap atau batik printing, tanpa menggunakan canting pun masih tetap bisa membuat sebuah
kain batik. Karena dalam pembuatan batik cap dan batik printing, sudah tidak digunakan lagi
canting.
Proses pembuatan batik melibatkan banyak
benda, namun canting adalah alat utama yang dibutuhkan dalam membatik. Jika
Anda mengira bahwa canting adalah alat yang digunakan untuk melukis motif batik, sebenarnya tidak. Canting
berfungsi untuk menempatkan malam dan mengikuti motif tertentu di atas kain,
agar kelak bagian kain tersebut tidak menyerap warna pada saat pewarnaan.
Canting yang digunakan oleh pembatik
sangat beragam, dan dikategorikan berdasarkan fungsi, ukuran cucuk (ujung canting), dan jumlah
cucuk.
Berdasarkan fungsi, canting dibagi
atas:
- Reng-rengan: jenis canting ini digunakan untuk membuat pola kerangka batik. Reng-rengan berukuran cucuk sedang, dan bercucuk tunggal.
- Isen: jenis canting isen digunakan dalam tahapan mengisi pola kerangka batik. Jenis canting ini bercucuk kecil, namun dapat bercucuk tunggal ataupun rangkap (canting berujung lebih dari satu).
Berdasarkan ukuran cucuk, canting
dibedakan atas:
- Carat (cucuk) kecil.
- Carat (cucuk) sedang.
- Carat (cucuk) besar.
Sedangkan berdasarkan jumlah cucuk,
canting dikenal bernama:
- Cecekan. Ini adalah canting bercucuk tunggal (satu), berukuran kecil dan digunakan untuk membuat titik-titik kecil (Bahasa Jawa: cecek) atau garis-garis halus saat membatik.
- Loron. Nama canting ini merupakan bentukan dari kata Loro, yang berarti dua dalam Bahasa Jawa. Canting bercucuk ganda yang berjajar atas dan bawah, dimaksudkan agar dapat mengeluarkan malam secara bersamaan, agar pembatik bisa membuat garis rangkap yang sama jaraknya.
- Telon. Telon dari kata telu yang berarti tiga. ini bercucuk tiga dengan susunan membentuk segi tiga. telon digunakan pada saat mengisi motif batik, dan selalu meninggalkan ciri khas berupa tiga buat titik yang membentuk segitiga simetris.
- Papatan. Seperti namanya, yang berasal dari kata papat yang berarti empat, maka canting ini bercucuk empat, digunakan untuk membuat empat buah titik yang membentuk bujursangkar sebagai pengisi bidang.
- Liman. bercucuk lima yang berfungsi untuk membuat bujursangkar kecil yang dibentuk oleh empat buah cucuk dan sebuah titik di tengahnya.
- Byok. ini bercucuk tujuh, dan berfungsi untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri atas kumpulan titik. Istilah canting byok juga digunakan untuk menyebut canting bercucuk ganjil. (1, 3, atau 5)
- Renteng atau galaran. ini selalu bercucuk genap, dan biasanya paling banyak enam cucuk, tersusun dari bawah ke atas. renteng dipakai saat membentuk beberapa garis sekaligus, agar jarak garis yang satu ke garis lain, sama.
No comments:
Post a Comment